Susu Bubuk Berbakteri Versus Imunisasi
" Bu ajeng, tau nga ada susu bubuk bayi yang tercemar bakteri"
" Ah masa bu, bisa gawat dong" jawab Bu Ningsih
" betul, katanya sih tercemar bakteri sakazakii"
" wah kasihan dong si dede, pake susu apa dong bu?"
" iya, anak saya juga kasihan bu Ningsih. Katanya bakteri itu bisa mengakibatkan keracuanan dan radang usus"
" susu formula apa yang tercemar Bu Ajeng?
" Wah banyak, tapi belum diumumkan. Oh ya bu, yang berabe bakteri itu juga bisa menyebabkan meningtis"
" bisa kenapa anak yang kena meningtis bu?"
" peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang"
" haah"
Cuplikan di atas bisa jadi adalah penggambaran kisah heboh " susu berbakteri " pada tahun yang lalu. Masyarakat pada saat itu, terutaman ibu-ibu yang mempunyai bayi resah sebab banyak susu yang beredar di masyarakat tercemar bakteri Sakazakii. Mereka takut sekali bila bayinya meminum susu berbakteri. Ya, mereka takut sekali walau cuma 1 bakteri,,,
Tapi mereka tak takut dengan banyak bakteri atau virus lain yang masuk ke dalam tubuh anaknya. Mereka bukan hanya tidak takut, tapi mereka bangga,,,
Apa itu? Tak lain yang buat bangga bagi para ibu ( yang belum faham dan mengerti ) adalah IMUNISASI
Bila bibit penyakit penderita TBC, Hapatitis, Meningtis, HIV, Campak, Polio atau penyakit lainnya yang menyarang di tubuh seseorang, baik berupa bakteri atau virus,lantas diolah sedemikian rupa entah dengan istilah di lemahkan atau dilumpuhkan, kemudian bibit penyakit tsb diperbanyak lalu disuntikkan ke tubuh anda atau anak anda, apakah dengan senang hati anda menerimanya? Aksi memasukkan bibit penyakit inilah yang akrab dengan nama VAKSINASI atau IMUNISASI. ( Majalah Bekam edisi 4 hal 3 ).
Kenapa para ibu tak takut? sebab mereka tak tahu, sebab mereka tak sadar, sebab mereka sudah "disihir" oleh media-media yang membela mati-matian kehebatan imunisasi. Mengapa negara-negara Barat begitu getol mengucurkan dana beratus-ratus milyar untuk program ini???
Mengapa para ibu tak sadar kemasukan 1 bakteri saja dengan tak disengaja begitu mencemaskan anaknya. Dan itu adalah fithrah seorang ibu,. Ibu yang akan melindungi anaknya dari segala macam bahaya.
TAPI KENAPA FITHRAH IBU TAK TERBANGUN BEGITU TAHU ANAKNYA DIMASUKAN PULUHAN BAKTERI DAN VIRUS ??? Kenapa bayi yang baru 2 jam nongol di dunia dengan teganya dimasukan bahan berbakteri atau bervirus hepatitis. Salah apa para bayi wahai para ibu, ketika kita membiarkan masuknya bakteri dan virus ke dalam tubuhnya?
Dimana bentuk perlidungan para ibu bila tahu anaknya dimasukan bahan berbakteri atau bervirus? semoga para ibu dapat tergugah.
Mungkinkah kita wahai para ibu akan memasukan racun atau materi berbahaya ke mulut atau tubuh yang masih suci, mungil, lucu dan penghibur hati? bila kita berani melakukannya bukankah kita hendak membunuhnya? atau menghancurkan masa depannya? karena racun yang berbakteri akan beresiko kematian atau akan merusak syarafnya, atau materi berbahaya ini bisa menjadikan anak cacat fisik dan gangguan mental sepanjang hidup.
Bayi yang masih lemah lunglai dan hidup dalam timangan kedua orang tuanya, belum mengenal apapun kecuali tangis, tawa, minum/makan, tidur dan tidak menolak apapun yang dimasukkan ke dalam mulutnya atau disuntikan ke dalam tubuhnya yang lembut. Dia begitu pasrah menerima apa pun perilaku orang tuanya. Nah, ayah dan ibunya yang harus memilih apa yang terbaik untuk ditelan atau dimasukkan ke tubuh buah hatinya.
Lagi-lagi, mungkinkah orang tua membiarkan beragam racun berbakteri dan bervirus yang ditelan atau disuntikan ke dalam tubuh buah hatinya merayap di seluruh pembuluh darah dan bersarang di organ-organ tubuh anak kesayangannya? orang tua yang sehat, cerdas dan arif tentu akan menolak keras bahkan menentang bila hal itu terjadi.
Di sisi lain, mungkinkah racun berbakteri dan bervirus merupakan media yang tepat dan dibenarkan untuk menjaga kesehatan atau meningkatkan daya tahan tubuh?
Apakah ada orang yang bisa sehat dan kuat bila seluruh jaringan tubuh dan pembuluh darahnya dipenuhi racun berbakteri dan bervirus atau zat yang berbahaya bagi tubuh itu sendiri? Apalagi bila dilakukan pada bayi yang baru saja dilahirkan,,,
Wahai para ibu yang sayang pada bayi pelipur hatinya, bayi yang lahir dari rahimnya, bayi yang memerlukan kasih sayang dan dekapan ibunya. Takutlah para ibu pada vaksinasi atau imunisasi seperti takut dan cemasnya para ibu akan susu formula berbakteri yang akan masuk ke dalam mulut bayinya. ( majalah Bekam edisi 4 hal 3 ).
Semoga ke depan terlahir anak-anak negeri yang sehat dan kuat tanpa imunisasi.
Ya Allah, bukalah hati para ibu di Indonesia dan negeri lain yang punya bayi. Jagalah bayi-bayi mungil nan lucu dan sehat dari tangan-tangan orang-orang zholim. Amin
Nb : Alhamdulillah, anak ketiga saya sehat tanpa imunisasi. Dia sehat, cerdas, ceria dan cantik sebab dimasukan asi, madu, susu dan pisang ambon. Bayi sehat bila dimasukan bahan makanan yang sehat dan alami, bukan dimasukan bakteri dan virus dengan kedok imunisasi. Jadi, bukalah topengmu wahai istilah imunisasi.